DAMPAK RESESI 2023 UNTUK EKONOMI & PEMERINTAHAN INDONESIA KEDEPAN HINGGA 2045 !!! - Mardigu Wowiek
Setujukah anda kalau di tahun 2045 Indonesia menjadi negara top 5 terbesar GDP nya? Ini adalah sebuah pertanyaan di sebuah forum yang dihadiri 5000 orang, 4000 view online, 1000 di ruangan offline Minggu lalu di Surabaya. Jawaban saya adalah, tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara 5 besar di tahun 2045, kalau mengelola negaranya seperti sekarang ini. Karena untuk menjadi top 5 dunia itu bagaikan ikut kompetisi Liga Champion. Maka di lapangan kita harus melihat siapa pelatihnya, siapa penyerangnya, siapa back-nya, siapa gelandangnya, siapa kipernya, dan apa strateginya menghadapi lawan yang pakai formasi 4-3-2-1 yang otoriter, lawan formasi 4-4-2 yang kuat bertahan dan jago menyerang, atau Formasi menyerang lawan kita 4-2-4, untuk itu semuanya mana dan apa strategi Indonesia?
Pemainnya saat ini ya kalau dilihat, maaf-maaf aku ngomong nih Ya, ya kayak liga tarkam liga entar kampung itu juga belum tentu menang. Makanya untuk itu, di tahun 2024 katanya Indonesia mau ada coach baru, mau main di Liga Champion. Ya Kita lihat apa strateginya, lalu kita perhatikan mana Pemainnya, jadi juara nggak nanti Indonesia bisa kebaca dari awal pastinya. Sungguh, kalau kita mau jujur pada diri sendiri, zaman reformasi yang telah 25 tahun berjalan, jalan doang loh ya, nggak lari, apalagi terbang. Ada 5 presiden sudah menjalani zaman reformasi, masih belum maksimum hasil bernegaranya.
Oke, Ada baiknya Indonesia membandingkan dalam periode yang sama pejabat yang berkuasa antara tahun 2014 sampai tahun 2021 di negara lain, di mana sama-sama Kena masalah covid, sama-sama kena efek perang di Ukraina, sama-sama kena efek naiknya harga BBM, kita bandingkan dengan Narendra Modi perdana menteri India di mana ketika dia menjabat, GDB nasional India di tahun 2014 adalah sekitar 2 triliun dolar dan di tahun 2021 meningkat menjadi 3,2 triliun dolar. Tiongkok di bawah Xi Jinping di tahun 2013 gdp-nya sekitar 9 triliun dolar, di tahun 2021, menjadi 18 triliun dolar. Indonesia di tahun 2014, kira-kira 9 dollar menjadi 1,1 triliun dollar di tahun 2021, atau hanya naik 20% dalam 8 tahun?!! Masih jauh ketinggalan dibanding pemimpin negara lain di waktu yang sama. Yang jadi pertanyaan lihat saja skuad timnya. Orang gak ada messinya, nggak ada ronaldonya, nggak ada De gea nya kipernya, nggak ada morinhonya, bagaimana mau jadi juara dunia, Liga Champion aja nggak masuk.
Kembali ke pertanyaan awal, Akankah Indonesia menjadi negara nomor 5 terbesar di dunia di tahun 2045 maka kita harus berkaca pada posisi kekayaan GDP nasional negara top dunia saat ini. Jadi kalau melihat jadi di tahun 2021 negara besar saat ini pertama: Amerika itu nilainya 23 triliun dolar, Tiongkok 18 triliun dolar, Jepang 5 triliun dolar, Jerman 4,5 triliun dolar, Inggris 3,7 triliun, India 3,2 triliun, baru Indonesia 1,1 triliun dolar masuk nomor 15 atau 16 dunia. Dimana di tahun 2045 Tiongkok itu nilainya kira-kira 80 triliun dolar GDP nya, Amerika sekitar 60 triliun dolar, India 40 triliun, maka Indonesia paling top naik jadi 5 dollar, masih di posisi saat ini juga, masih ranking 15 dunia walaupun naik memang dari 1,1 ke-5 triliun naik bener, 400% dalam 22 tahun tapi menjadi top 5 yang gak masuk.
Indonesia harus tumbuh rata-rata 20% dalam 20 tahun ke depan stabil, baru Indonesia bisa jadi negara nomor satu gdp-nya di tahun 2045 seperti maunya Newmind, kalau top 5, Indonesia harus tunggu double digit di atas 10% per tahun dan mulai kapan mulai tahun ini, 2022. Dan Bossman dengan PeDe-nya menjawab selanjutnya setelah pertanyaan tidak mungkin Indonesia masuk top 5 di tahun 2045, yaitu beda kalau Newmind yang dapat mandat.. Beda, bukan hanya masuk 5 besar, tapi nomor satu country in the world GDP nya.
Langkah kita pertama apa untuk membuat itu semua, kita membuat rupiah menguat dulu. Bagaimana caranya? pertama kita petakan, ke mana Dollar keluar setiap harinya. Beli BBM, kemudian beli pupuk, beli pangan, beli bahan baku produksi, kemudian impor barang dagangan konsumtif, dan lain sebagainya. Untuk itu semua Mungkin 99%-nya bayar pakai dolar, jadi kita mulai dari BBM supaya dollar tidak keluar untuk BBM. Bagaimana kita tidak impor BBM lagi? Nah, ini kita membangun yang namanya Nation Strategy, strategi nasional 10 tahun kedepan dalam bidang ketahanan energi. Kalau saat ini lucu, kita kurang memiliki Oil Refinery pemurnian minyak yang bahan mentahnya impor. Otaknya impor terus kali ya. Hebatnya lagi enggak dibangun kilang minyak yang kapasitasnya memadai hingga saat ini kita impor BBM jadi, bukan hanya crude yang kita impor.
Kebijakan nasional bahwa Pertamina satu-satunya perusahaan yang boleh jual-beli minyak diubah. Semua swasta nasional boleh. Negara tinggal memajaki saja. Saat ini Pertamina lembaga yang sangat tidak efisien. Bandingkan dengan Petronas yang sumber bahan bakunya 1/10 (baca 10%) Indonesia atau 10% saja, profitnya lebih bagus dari Pertamina jadi ikutkan swasta nasional membangun ketahanan energi nasional, jangan di monopoli Pertamina. Negara itu di atas Pertamina, kalau sekarang Pertamina adalah negara. Lah kebalik nggak tuh?!
Swasta harusnya boleh punya kilang minyak sendiri, boleh punya refinery sendiri, boleh punya distribusi sendiri. Swasta boleh bangun Refinery berbahan baku Condensate Light Oil dan gas alam dikonversikan jadi BBM. Technology Hydrocracking murah dan bisa skala Mini, 10.000 barrel per day ada, 5000 Barrel per day ada, 1000 barel per day pun ada. Dan ini bisa at site, di sumur tambang, atau di bibir tambang di Mine Mouth. Enggak ada biaya distribusi bahan mentah. Dengan mengubah semua kondensat dan gas alam Indonesia.
Ini bisa mengurangi unsur impor. Mungkin dari 800.000 Barrel per hari import jadi tinggal 200.000 Barrel per hari impornya. Strategi ini mungkin tidak menghasilkan dolar, tapi strategi ini me-replace menggantikan import, pengaruhnya besar banget dalam fluktuasi mata uang karena mendadak demand beli dolar berkurang. Sekarang kebutuhan dolar malah negara sendiri yang beli. Lah lucu, intervensi jual dollar di pasar, tapi besoknya dibeli lagi oleh negara untuk dana impor. Wes kapokmu kapan Jal.. Jal..
Source:
https://www.youtube.com/watch?v=nRHVdnPAFbA